Selasa, 29 Maret 2011

Cerita KKN ; Anak - Anak Desa


Senang bisa menulis lagi di Blog ini, setelah sekian lama tidak menulis karena kesibukan kuliah, magang, KKN, dan latihan PSM yg berkompetisi di Vietnam kemarin. saya ingi bercerita sedikit tentang pengalaman saya ketika KKN di sebuah desa yang tepat berbatasan dengan Kota Semarang…

Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 35 hari pada bulan Januari – Februari 2011 yang lalu. Saya mendapatkan tempat di Kaliwungu (perbatasan antara Semarang – Kendal), tepatnya di Desa Nolokerto.
Saya bersama 10 teman lainnya yg berasal dari fakultas dan jurusan yang berbeda tinggal di rumah yg sengaja kami kontrak selama KKN. Rumah tersebut berada tepat di depan rel kereta api. Sehingga setiap kali kereta lewat, bisa dibayangkan betapa berisiknya kontrakan kami. Bahkan tengah malam ketika kami tidur, suara kereta terus menghantui…

Dalam kegiatan KKN, kami mempunyai program kerja. Salah satunya adalah memberikan kursus pelajaran tambahan kepada anak – anak kelas 3,4,5, dan 6 SD, bahkan kelas 3 SMP, setiap malamnya di rumah kontrakan kami. Untuk kelas 6 SD dan 3 SMP kami konsentrasikan lebih untuk mempersiapkan mereka meghadapi ujian nasional.

Teaching is not easy!

Saya merasakan sendiri betapa sulitnya mengajar anak – anak SD. Terlebih anak – anak di kelas kecil, seperti kelas 3 dan 4. Mereka tidak pernah fokus. Jika diberi pertanyaan apa, jawabnya apa… Kadang – kadang jengkel juga dengan keadaan semacam ini. Tapi saya dan teman – teman tetap berusaha mengajar sesuai dengan yg kami mampu. Parahnya, anak – anak ini tidak mempunyai buku paket, mereka hanya mempunyai Lembar Kerja Siswa (LKS). Sehingga kami kesulitan untuk membantu mereka menjawab pertanyaan – pertanyaan di LKS tsb. Apalagi jika mata pelajaran IPS yang menuntut adanya buku penunjang Seingat saya, sewaktu SD saya selau mendapatkan buku paket dari guru / sekolah (dengan membeli tentunya). Saya selalu mendapatkan segala sesuatu yg menunjang pelajaran di sekolah. Ternyata tidak semua anak seberuntung kami – kami yg kebetulan tinggal di kota dengan fasilitas yg memadai.

Mungkin itu juga yg menyebabkan pemikiran anak – anak di desa tempat saya KKN sedikit berbeda dengan saya dulu. Ada sebagian dari mereka (jelas tidak semuanya) yg tidak memiliki semangat tinggi untuk bersekolah. Ada seorang anak yg curhat dengan saya ketika saya tanya, setelah lulus SD (kebetulan dia kelas 6 SD) mau lanjut ke SMP mana?, Dia berkata : “wegah aku… aku meh tekan SD wae… mengko nek aku lanjut SMP, lulus… dikon lanjut meneh tekan SMA, terus dikon lanjut meneh… aku wegah… aku wis ora gelem sekolah…..” (“nggak mau aku… aku mau sampai SD saja… nanti kalau aku lanjut SMP, lulus… disuruh lanjut lagi ke SMA, terus disuruh lanjut lagi… aku nggak mau… aku sudah nggak mau sekolah…”)

Saya terkaget – kaget, dulu saya senang pergi ke sekolah, bertemu banyak teman. Saya menyemangati dia agar melanjutkan sekolah, toh sekarang sekolah juga gratis sampai SMP… Saya memberikan gambaran – gambaran betapa menyenangkannya dunia sekolah, berbeda dengan dunia kuliah… apalagi dengan dunia kerja (yg saya pun belum mengalaminya). Dia mengatakan lagi, kalau dia tidak suka pergi ke sekolah dan belajar. Sepertinya sekolah merupakan beban baginya. Apalagi dia berasal dari keluarga yang (maaf) kurang mampu, terkadang dia merasa sedih ketika melihat teman – temannya bisa jajan, membeli sesuatu dan dia tidak bisa karena tidak diberi uang saku. Oke, saya bersimpati dengan anak ini… Namun, yang bisa saya lakukan saat ini hanyalah memberi semangat untuk bersekolah.

Nilai Buruk

Setiap melihat nilai yang tertulis di buku anak – anak SD ini, banyak sekali nilai yang tidak memuaskan. Ketika saya tanyakan, mereka tenang – tenang saja, tidak mempermasalahkan soal nilai. Saya flashback lagi ke masa ketika saya SD. Rasanya senang sekali ketika mendapat nilai 100, atau mungkin di atas 80. Untuk mendapatkan itu, saya belajar (walaupun hanya ketika mau ulangan, hehe…) tapi intinya tetap ada saat dimana saya harus belajar.

Ketika kami mempersiapkan mereka untuk mengikuti omba cerdas cermat di tingkat Kecamatan Kaliwungu, saya mendapat jatah mengajar Bahasa Inggris kepada seorang anak yang ditunjuk untuk mewakili sekolahnya. Saya pikir dia tentu sudah menguasai dasar (setidaknya kata – kata mudah) karena ditunjuk oleh gurunya. Ternyata perkiraan saya sama sekali keliru……………. Si anak bisa dikatakan tidak mengerti apa – apa. Bahkan untuk kata tanya seperti what ataupun how, sama sekali tidak tahu.
Saya tetap berusaha perlahan – lahan mengajarkan padanya, sedikit demi sedikit. Tetapi saya rasa tidak ada perkembangan yang cukup berarti. Saya bertanya ke anak tsb : “Di sekolah sudah diajari sampai mana? Pak Guru ngajarin apa aja?” si anak menjawab : “nggak pernah diajarin apa – apa…”

Mati saya……………………………………. -.-‘

Saya berpikir, tidak mungkin sang Guru tidak memberikan materi kepada muridnya. Pasti ada yang tidak beres. Entah si anak yang tidak memperhatikan, atau materi dari gurunya yang tidak bisa ditangkap oleh anak – anak. Saya pasrah saja deh, saya tetap mengajarinya setiap hari, sampai hari perlombaan...

Selama KKN saya mendapat banyak pengalaman bersama teman – teman saya (Vara, Yoshinta, Enik, Apfia, Agung, Robert, Panji, Anto, Didi, Dody). Sedikit membuka mata saya tentang kehidupan. Banyak hal di luar dugaan saya yang terjadi di luar sana. Bahkan, di tempat yang berbatasan dengan kota pun perilaku masyarakat dan kebiasaannya sudah berbeda.

Saya senang dengan kegiatan KKN kemarin, saya jadi memiliki keluarga baru… dengan orang – orang yang sebelumnya tidak saya kenal sama sekali… Terkadang merasa senang ketika anak – anak desa tersebut sms saya, menanyakan kabar dsb… tetapi terkadang sedikit jengkel apabila sms tersebut datang berulang kali dan sedikit mengganggu.. hehe…

Thank you for everything…………………

7 komentar:

Anonim mengatakan...

ah,,,terharu saya,,,
semoga selama kita dsana ada manfaatny buat anak2 dsana ya,,

casper mengatakan...

ada toh yang bilang nggak mau lanjut sekolah lagi? waaahhh,,
iya iya,, aku juga ngerasain ngajarin anak yang ditunjuk ikut lomba bhs inggris itu, adu aduuu

astrid christina mengatakan...

bener... semoga kita ada manfaatnya walopun sedikit... hehehe...

ada fi... anak cewek yg suka sms kita itu lho... :p
pusing kan, ditunjuk lomba b.Ing tapi ga ngerti sama sekali... hahaha... pengalamaaaann~

panji mengatakan...

inisial i... kah??
kurang lengkap kisahmu trid..
ditembak anak SD..wakakakak

enique mengatakan...

ya acid.....
banyak kisah di happy nolo...
dari a-z deh kalo diceritain.....
hehehehe....
makane kita klo ktemu ngrumpi2 ga kerasa nghabisin wktu....
kwkwkwk......

astrid christina mengatakan...

hahaha... benar.. inisial I... hehe...
heii... apaan itu, perbuatan siapaaaa.... --'

iya juga...
kalo kumpul harus dalam waktu yg panjaaaang.... :)
kangen kaliaaaannn.....

varadita mengatakan...

itu siapa yg gamau lanjut sekolah lagi cantek? :O kangen juga ya hari hari di kontrakan huhuhu

Posting Komentar