Rabu, 23 Desember 2009

Festival Pandanaran yang digelar pada tanggal 12 -13 Desembar 2009 lalu bisa dikatakan cukup sukses. Banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam festival yang digelar di ruas jalan Pandanaran yang ditutup selama dua hari tersebut. Ajang ini merupakan kegiatan untuk mempromosikan Kota Semarang melalui jajanan dan seni budayanya. Diharapkan banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Semarang, yang selama ini lebih dikenal sebagai kota bisnis.
Pada dasarnya, ide dan tujuan digelarnya Festival Pandanaran sangat baik, untuk lebih memperkenalkan potensi wisata di Kota Semarang. Namun, saya menyayangkan pelaksanaannya yang dilakukan di ruas jalan utama (Jl.Pandanaran). Jalan tersebut sehari – hari padat oleh kendaraan, dan merupakan akses utama untuk menuju ke pusat kota. Dialihkannya kendaraan ke ruas jalan yang lain (Kalisari dan Jl.Pemuda) membuat jalan alternatif tersebut menjadi sangat padat, bahkan di gang – gang kecil pun. Selain itu, terdapat sebuah Rumah Sakit Bersalin “Hermina” di Jl.Pandanaran. Walaupun jalan tersebut akan dibuka untuk pasien dan keperluan menuju rumah sakit, penutupan jalan tetap akan mempersulit akses menuju rumah sakit yang pada hari biasa mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Sebaiknya festival dilaksanakan di ruas jalan yang tidak terlalu padat. Sehingga walaupun ruas jalan tersebut ditutup, tidak akan terlalu banyak mempengaruhi arus kendaraan yang melintas. Tujuannya agar tidak terjadi kemacetan lalu lintas. Saya tetap berharap Semarang memiliki agenda rutin seperti festival Pandanaran demi memajukan pariwisata si kota Semarang. Tentunya juga mengadakan acara –acara lain yang dapat menarik minat wisatawan. Namun, pelaksanaannya bisa dilakukan dengan lebih baik dan lebih memperhatikan kepentingan publik.

8 komentar:

nia mengatakan...

kalau dipikir, bener juga itu..
malah katanya, festival itu mau diadain tiap bulan. apa nggak tambah macet jalan disekitar situ.
ya semoga aja festival kayak gitu tetep diadain, tapi pindah tempat aj, biar nggak menggangu jalan yang sdh rame kyk pandanaran..

astrid christina mengatakan...

oya?? tiap bulan??
iya, mending pindah tempat..
setauku di Solo juga ada festival seperti itu tapi lokasinya di jalan yang memang nggak terlalu padat..
bisa dicontoh mungkin.. :)

Anonim mengatakan...

hmmm...yaa,,namanya juga festival pandanaran,,,wajar laa kalau tempatnya di pandanaran,,,hho...

cuma,,,memang perlu dipikirkan lagi konsepnya secara matang, emang kalau menurutq c penataannya juga kurang bagus...jadinya malah jadi rada berantakan...

mungkin lain kali kalau mau buat festival kebudayaan,kuliner, atau semacamnya bikin aja d kawasan kota lama,,biar lebih menghidupkan lagi suasana disana.....hohohoho

hiroshiregar mengatakan...

Hai Astrid,,
Sbnrya festival itu sangat bagus diadakan, karena bsa mendongkrak kepopuleran kota Semarang yg dulunya hanya sbg tempat "numpang lewat" mjd kota yg sangat syang untuk dilewatkan..
Pemilihan lokasi di Jl. Pandanaran sangat dilematis,krn melihat keramaian jl tsb mengingat jln tsb adlh pusat oleh2 kota Smg tetapi jl tsb jg strategis krn bnyk org melewatiny yg jg skaligus mjd kndala pengaturan lalinnya..
Jka lokasi dipindah di Jl. Pemuda,susah krn trdpat sbuah mall..
Jka dpindah ke kawasan kota lama, banyak orang mnganggap daerah tsb adalah daerah "gelap" shg dkhawatirkan sepi pngunjung..
Jd mnurut saya,solusi mngenai tmpat adalah diletakkan di daerah lapangan yg luas seperti lapangan simpang 5,krn lapangan tsb sering dgunakan utk konser band2,mngapa tidak dpakai untuk tempat ajang tampil kbudayaan Semarang dari ksenian (tari,musik,batik),kuliner,dll..
Jika menilik kota lain yg bertujuan hampir sama seperti di Surabaya dgn Kya Kya kembang Jepun,jln yg dpakai mmg bangunan spjg jln tsb tidak aktif pada mlm hari,jd berbda kndisi dgn Smg yg jln2 bsar hampir aktif pd mlm hari..
Lalu mgenai pnylenggara festival itu sndiri,saya sebagai salah satu pengisi acara kesenian,merasa Pemkot kurang serius dalam menggarap acara ini karena acara seni terkesan acak2an n tdak trkoodinir dengan baik dengan terbuktinya MC yang tidak bisa menghandle acra di mlm hari,jd Pemkot sharusnya jgn ragu2 dalam mngeluarkan dana untuk menggunakan pihak lain (EO)untuk mmbantu penylnggaraany krn mrk mmg lbih mampu lebih2 ksuksesan acr trsbt adalah tujuan yg dharapkan,jd jgn ragu menggunakan dana krn sebuah acara dari pmrintah trlaksana pasti sudah trlbih dulu ada pngajuan dana di awal tahun anggaran..
Hmmm,akhrnya bsa jg ikut komentar selaku warga kota Semarang yg ingin mmajukan kotanya..
Thnx y astrid bwt topiknya..

astrid christina mengatakan...

setuju dengan mas hiroshiregar,
jalan jalan utama di kota Semarang memang selalu padat dari pagi hingga malam hari..
ide yg baik apabila festival diadakan di lapangan Simpang Lima yg merupakan salah satu ikon kota Semarang..
Tetapi, setiap malam Minggu-Minggu pagi lapangan tersebut memang sudah digunakan para pedagang kaki lima..
mungkin bisa dikoordinir ya untuk diadakan festival di sana.. :)
yah, semoga di festival-festival selanjutnya Pemkot bisa lebih baik lagi dalam penyelenggaraannya dan (mungkin) bisa jadi melibatkan EO yang memang sudah profesional dalam bidang tersebut demi kesuksesan acara..

abib mengatakan...

semoga desas-desus untuk menjadikan jalan pandanaran sebagai city walk dipikir ulang. karena jalan pandanaran termasuk jalan utama yang sering dilalui oleh kendaraan umum.

Anisa Setya Arifina mengatakan...

jalan pandanaran jadi citywalk...ntar mesti di demo ma kendaraan2 umum...pdhl bgs juga kita punya citywalk....bs buat jln tana takut keserempet kendaraan.

astrid christina mengatakan...

betul,
Pandanaran termasuk ruas jalan utama..
bisa gawat kalau kendaraan nggak boleh lewat situ,
kecuali ada alternatif jalan lain..

Posting Komentar